Juventus Terjerembab: Rekor Tanpa Kemenangan Terpanjang Sejak 2009 – Juventus, klub raksasa slot mahjong Serie A yang selama bertahun-tahun menjadi simbol dominasi di Italia, kini tengah menghadapi masa kelam. Dalam tujuh pertandingan terakhir di semua kompetisi, Si Nyonya Tua gagal meraih satu pun kemenangan. Catatan ini bukan hanya mengejutkan, tetapi juga mencatat rekor buruk yang belum pernah terjadi sejak 2009, era Claudio Ranieri. Di bawah asuhan Igor Tudor, Juventus tampak kehilangan arah, baik secara taktik maupun mentalitas.
Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh penyebab keterpurukan Juventus, analisis performa tim, dampak terhadap klasemen dan masa depan klub, serta bagaimana tekanan dari media dan suporter semakin memperburuk situasi.
📉 Rekor Buruk: Tujuh Laga Tanpa Kemenangan
Sejak kemenangan terakhir mereka atas Inter Milan dengan skor 4-3 pada 13 September 2025, Juventus mengalami penurunan performa drastis. Dalam tujuh laga berikutnya, mereka mencatat lima hasil imbang dan dua kekalahan, termasuk kekalahan telak dari Real Madrid di Liga Champions dan hasil mengecewakan melawan tim papan bawah Serie A.
| Tanggal | Lawan | Kompetisi | Hasil |
|---|---|---|---|
| 17 Sep 2025 | Bologna | Serie A | 1–1 |
| 21 Sep 2025 | Torino | Serie A | 0–0 |
| 25 Sep 2025 | Napoli | Serie A | 1–2 |
| 30 Sep 2025 | Real Madrid | Liga Champions | 1–3 |
| 5 Okt 2025 | Lecce | Serie A | 2–2 |
| 10 Okt 2025 | Como 1907 | Serie A | 0–0 |
| 23 Okt 2025 | Real Madrid (kandang) | Liga Champions | 1–2 |
🧠 Analisis Taktikal: Sistem Tudor yang Gagal
Igor Tudor datang dengan reputasi sebagai pelatih yang mengutamakan intensitas dan pressing tinggi. Namun, sistem yang ia terapkan tampaknya tidak cocok dengan karakter pemain Juventus saat ini. Formasi 3-4-2-1 yang ia gunakan sering kali membuat lini tengah Juventus terlalu terbuka, dan transisi bertahan menjadi lambat.
Beberapa masalah utama dalam taktik Tudor:
- Minim kreativitas di lini tengah: Manuel Locatelli dan Weston McKennie kesulitan membangun serangan.
- Ketergantungan pada serangan sayap: Tanpa Federico Chiesa yang konsisten, serangan dari sisi lapangan menjadi tumpul.
- Kehilangan kontrol di babak kedua: Juventus sering unggul atau imbang di babak pertama, lalu kehilangan momentum di babak kedua.
👤 Performa Pemain: Di Bawah Standar
Keterpurukan Juventus tidak lepas dari performa individu yang menurun. Beberapa pemain kunci gagal menunjukkan kualitas terbaik mereka:
- Dusan Vlahovic: Hanya mencetak 1 gol dalam 7 laga terakhir.
- Adrien Rabiot: Gagal menjadi pengatur tempo, sering kehilangan bola di area berbahaya.
- Wojciech Szczęsny: Meski melakukan beberapa penyelamatan penting, ia juga melakukan blunder yang berujung gol.
Pemain muda seperti Kenan Yıldız dan Fabio Miretti belum mampu mengangkat performa tim, sementara pemain senior seperti Danilo dan Alex Sandro mulai menunjukkan penurunan fisik.
🗣️ Tekanan dari Media dan Suporter
Media Italia tidak tinggal diam. Kritik tajam diarahkan kepada Igor Tudor dan manajemen klub. Beberapa headline menyebut Juventus sebagai “tim tanpa jiwa” dan “bayangan dari kejayaan masa lalu.” Suporter pun mulai kehilangan kesabaran, terlihat dari spanduk protes di Allianz Stadium dan kampanye online yang menuntut perubahan.
Kritik utama meliputi:
- Minimnya visi jangka panjang dari manajemen
- Ketidakjelasan strategi transfer
- Kurangnya komunikasi antara pelatih dan pemain
📊 Dampak terhadap Klasemen dan Target Musim
Akibat tren negatif ini, Juventus turun ke posisi ke-9 klasemen Serie A dengan hanya mengumpulkan 11 poin dari 9 pertandingan. Di Liga Champions, mereka berada di posisi ketiga grup dan terancam gagal lolos ke babak 16 besar.
Target awal musim untuk menembus empat besar dan kembali ke jalur juara kini tampak semakin jauh. Jika tren ini berlanjut, Juventus bisa gagal lolos ke kompetisi Eropa musim depan—sebuah skenario yang akan sangat merugikan secara finansial dan reputasi.
🔍 Perbandingan dengan Era Kelam 2009
Situasi Juventus saat ini mengingatkan publik pada musim 2008/2009, ketika mereka gagal menang dalam tujuh laga beruntun di bawah Claudio Ranieri. Saat itu, tim juga mengalami krisis identitas dan kehilangan arah permainan.
Namun, perbedaan utama adalah ekspektasi. Juventus saat ini memiliki skuad yang lebih mahal dan fasilitas yang lebih modern. Kegagalan di era sekarang dianggap lebih memalukan karena sumber daya yang tersedia jauh lebih besar.
🧩 Solusi dan Jalan Keluar
Untuk keluar dari krisis, Juventus harus melakukan evaluasi menyeluruh. Beberapa langkah yang bisa diambil:
- Rotasi pemain: Memberi kesempatan kepada pemain muda yang lapar akan kemenangan.
- Perubahan taktik: Meninggalkan sistem 3-4-2-1 dan kembali ke formasi yang lebih stabil seperti 4-3-3.
- Pemulihan mental: Mengadakan sesi psikologis dan motivasi untuk mengembalikan semangat juang pemain.
- Intervensi manajemen: Memberikan dukungan atau ultimatum kepada Tudor agar segera memperbaiki performa.
🔮 Proyeksi Masa Depan Juventus
Jika Juventus gagal menang dalam dua laga berikutnya, tekanan terhadap Tudor akan mencapai puncaknya. Rumor pemecatan mulai beredar, dengan nama-nama seperti Thiago Motta dan Roberto De Zerbi disebut sebagai kandidat pengganti.
Namun, jika Tudor mampu membalikkan keadaan dan membawa Juventus kembali ke jalur kemenangan, ia bisa membuktikan bahwa masa sulit ini hanyalah fase transisi. Semua tergantung pada bagaimana ia merespons tekanan dan mengelola skuad.
🏁 Kesimpulan: Juventus di Persimpangan Jalan
Juventus sedang berada di titik kritis. Rekor tanpa kemenangan selama tujuh laga bukan hanya statistik, tetapi cerminan dari krisis yang lebih dalam: taktik yang tidak berjalan, pemain yang kehilangan kepercayaan diri, dan manajemen yang belum menemukan arah.
